Fenomena kabut asap di Pontianak masuk dalam
katagori bahaya. Itu bisa dilihat dari asap yang semakin tebal, sehingga
membuat jarak pandang terbatas. Hal senada juga dikemukakan oleh bapak drg.
Multi Juto Bhatarendro kepala Bandan Lingkungan Hidup kota Pontianak. Ia
menuturkan dilihat dari indeks standar pencemaran udara di Pontianak pada saat
ini sudah melebihi level 300, yakni mencapai 1.200 unit gram/m3.
“0-50 kondisi udaranya baik, 50-100 sedang, 100-200 tidak sehat, 200-300 sangat
tidak sehat, jadi kondisi saat ini sudah sangat membahayakan,” Katanya.
Ia mengungkapkan, bahwa
kejadian ini merupakan tindakan kezaliman terhadap lingkunga, ada beberapa
oknum yang sengaja membuka lahan dengan cara membakar lahan. Namun untuk
wilayah Pontianak sendiri ia memastikan bahwa tidak ada titik api. “Kabut asap
ini merupakan kiriman dari daerah lain, tapi saya juga tidak tahu persis dari
mana,” ungkapnya.
Bapak berkulit putih
itu juga menghimbau kepada masyarakat agar senantiasa memakai masker ketika
keluar rumah. Itu dikarenakan penyakit Ispa senantiasa menghantui di luar sana.
“Kebanyakan masyarakat ini susah untuk diperingati, padahal kalau sudah sakit,
siapa juga yang susah, ya mereka sendiri,” tandasnya. Sementara itu dari BLH
sendiri sudah melakukan berbagai upaya seperti pembagian masker yang berjumlah
ribuan dan di sebar ke seluruh masyarakat, lalu juga ada spanduk peringatan dan
penyuluhan, agar masyarakat dapat mengerti dan mengantisipasi bencana ini. “Dan
kami juga sudah menyedikan posko pemandu penanggulangan asap di beberapa
tempat,” tegasnya.
Menurutnya pemerintah
kota Pontianak sendiri sudah cukup sigap dalam penanganan kebakaran. Apalai
ditambah dengan bantuan pihak swasta, yang memamang dalam hal penanganan api
Kota Pontianak dinilai no 1 kekompakannya. “Tapi untuk penangan asap, belum
soalnya ini adalah asap kiriman,” ungkapnya seraya tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar